Kenapa saya menganbil contoh Studi Kasus ini karena menurut saya ini masih ada keterkaitannya dengan bidang ilmu yang sedang saya jalani yaitu di dunia teknik sipil, mengapa karena ini kasus seseorang yang ingin membeli sepeda motor yang sesuai keinginannya. Menurut saya prasarana transportasi tidak seimbang dengan meningkatnya sarana transportasi yang tinggi jadi jalan yang sempit tidak dapat menampung volume kendaraan yang ada yang akan menimbulkan kemacetan.
Adapun permasalahan yang timbul ini disebabkan seseorang menemui berbagai kesulitan dalam mengambil keputusan dalam pemilihan kriteria diantaranya adalah kesulitan dalam criteria dalam pemilihan sepeda motor yang nantinya akan dia beli yaitu : sepeda motornya memiliki desain yang bagus, berkualitas serta irit dalam bahan bakar.
Contoh Kaskus
Adi berulang tahun yang ke-17, Kedua orang tuanya janji untuk
membelikan sepeda motor sesuai yang di inginkan Adi. Adi memiliki
pilihan yaitu motor Ninja, Tiger dan Vixsion . Adi memiliki criteria
dalam pemilihan sepeda motor yang nantinya akan dia beli yaitu : sepeda
motornya memiliki desain yang bagus, berkualitas serta irit dalam bahan
bakar.
Penyelesaian
- 1. Tahap pertama
Menentukan botot dari masing – masig kriteria.
Desain lebih penting 2 kali dari pada Irit |
Desain lebih penting 3 kali dari pada Kualitas |
Irit lebih penting 1.5 kali dari pada kualitas |
Pair Comparation Matrix
Kriteria | Desain | Irit | Kualitas | Priority Vector |
Desain | 1 | 2 | 3 | 0,5455 |
Irit | 0,5 | 1 | 1,5 | 0,2727 |
Kualitas | 0,333 | 0,667 | 1 | 0,1818 |
Jumlah | 1,833 | 3,667 | 5,5 | 1,0000 |
Pricipal Eigen Value (lmax) | 3,00 | |||
Consistency Index (CI) | 0 | |||
Consistency Ratio (CR) | 0,0% |
Dari gambar diatas, Prioity Vector (kolom paling kanan) menunjukan
bobot dari masing-masing kriteria, jadi dalam hal ini Desain merupakan
bobot tertinggi/terpenting menurut Adi, disusul Irit dan yang terakhir
adalah Kualitas.
Cara membuat table seperti di atas
- Untuk perbandingan antara masing – masing kriteria berasal dari bobot yang telah di berikan ADI pertama kali.
- Sedangkan untuk Baris jumlah, merupakan hasil penjumalahan vertikal dari masing – masing kriteria.
- Untuk Priority Vector di dapat dari hasil penjumlahan dari semua sel disebelah Kirinya (pada baris yang sama) setelah terlebih dahulu dibagi dengan Jumlah yang ada dibawahnya, kemudian hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan angka 3.
- Untuk mencari Principal Eigen Value (lmax)
Rumusnya adalah menjumlahkan hasil perkalian antara sel pada baris jumlah dan sel pada kolom Priority Vector
- Menghitung Consistency Index (CI) dengan rumus
CI = (lmax-n)/(n-1)
- Sedangkan untuk menghitung nilai CR
- Menggunakan rumuas CR = CI/RI , nilai RI didapat dari
n | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
RI | 0 | 0 | 5,8 | 0,9 | 1,12 | 1,24 | 1,32 | 1,41 | 1,45 | 1,49 |
Jadi untuk n=3, RI=0.58.
Jika hasil perhitungan CR lebih kecil atau sama dengan 10% , ketidak konsistenan masih bisa diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 10%, tidak bisa diterima.
Jika hasil perhitungan CR lebih kecil atau sama dengan 10% , ketidak konsistenan masih bisa diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 10%, tidak bisa diterima.
- 2. Tahap Kedua
Kebetulan teman ADI memiliki teman yang memiliki motor yang sesuai
dengan pilihan ADI. Setelah Adi mencoba motor temannya tersebut adi
memberikan penilaian ( disebut sebagai pair-wire comparation)
Desain lebih penting 2 kali dari pada Irit |
Desain lebih penting 3 kali dari pada Kualitas |
Irit lebih penting 1.5 kali dari pada kualitas |
Ninja 4 kali desainnya lebih baik daripada tiger |
Ninja 3 kali desainnya lebih baik dari pada vixsion |
tiger 1/2 kali desainnya lebih baik dari pada Vixsion |
Ninja 1/3 kali lebih irit daripada tiger |
Ninja 1/4 kali lebih irit dari pada vixsion |
tiger 1/2 kali lebih irit dari pada Vixsion |
Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat di buat table (disebut Pair-wire comparation matrix)
Desain | Ninja | Tiger | Vixsion | Priority Vector |
Ninja | 1 | 4 | 3 | 0,6233 |
Tiger | 0,25 | 1 | 0,5 | 0,1373 |
Vixsion | 0,333 | 2 | 1 | 0,2394 |
Jumlah | 1,583 | 7 | 4,5 | 1,0000 |
Pricipal Eigen Value (lmax) | 3,025 | |||
Consistency Index (CI) | 0,01 | |||
Consistency Ratio (CR) | 2,2% |
Irit | Ninja | Tiger | Vixsion | Priority Vector |
Ninja | 1 | 0,333 | 0,25 | 0,1226 |
Tiger | 3 | 1 | 0,5 | 0,3202 |
Vixsion | 4 | 2 | 1 | 0,5572 |
Jumlah | 8 | 3,333 | 1,75 | 1,0000 |
Pricipal Eigen Value (lmax) | 3,023 | |||
Consistency Index (CI) | 0,01 | |||
Consistency Ratio (CR) | 2,0% |
Irit | Ninja | Tiger | Vixsion | Priority Vector |
Ninja | 1,00 | 0,010 | 0,10 | 0,0090 |
Tiger | 100,00 | 1,00 | 10,0 | 0,9009 |
Vixsion | 10,00 | 0,100 | 1,0 | 0,0901 |
Jumlah | 111,00 | 1,11 | 11,10 | 1,0000 |
Pricipal Eigen Value (lmax) | 3 | |||
Consistency Index (CI) | 0 | |||
Consistency Ratio (CR) | 0,0% |
- 3. Tahap ketiga
Setelah mendapatkan bobot untuk ketiga kriteria dan skor untuk
masing-masing kriteria bagi ketiga motor pilihannya, maka langkah
terakhir adalah menghitung total skor untuk ketiga motor tersebut.
Untuk itu ADI akan merangkum semua hasil penilaiannya tersebut dalam
bentuk tabel yang disebut Overall composite weight, seperti berikut.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7jKhAiaDdDqlDoEkTkXWLLyFNV3uyCexQt3K57bY31Py9PVyTA9EigbpegJe7-4P-Iz3fM129DG86TQ0ICupBl8RQ4PpZ0dQQd2nw2KJPGUUnLWNK-0AKxPGQyeFkaN7ZBuR4Z24Npnd7/s1600/cats.jpg)
Cara membuat Overall Composit weight adalah
- Kolom Weight diambil dari kolom Priority Vektor dalam matrix Kriteria.
- Ketiga kolom lainnya (Ninja, Tiger dan Vixsion) diambil dari kolom Priority Vector ketiga matrix Desain, Irit dan Kualitas.
- Baris Composite Weight diperoleh dari jumlah hasil perkalian sel diatasnya dengan weight.
Berdasarkan table di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa yang
memiliki skor paling tinggi adalah Ninja yaitu 0,3751 , sedangkan
disusul tiger dengan skor 0,3260 dan yang terakhir adalah Vixsion dengan
skor 0,2989. Akhirnya Adi akan membeli motor Ninja
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
- Metode ini mampu untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat.
- Dengan memakai metode ini, kesalahan-kesalahan yang dilakukan ketika pengambilan keputusan seperti kesalahan dalam memilih dapat berkurang.
Sumber : http://fgex.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-metode-ahp-di-sertai-dengan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar